Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan dalam Islam merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memastikan Islam sentiasa teguh dengan pendokong- pendokongnya. Islam akan kuat sekiranya umat islam bersatu padu dan bekerjasama dalam setiap amalan atau pekerjaan yang dilakukan. Bila Umat Islam bersatu, pihak musuh akan risau dan takut untuk melawan dan menentang Islam.
Berikut ini adalah syarat terpenting dan landasan yang paling utama dalam menerapkan ukhuwah Islamiyah.
1. Ikhlas Semata-mata kerana Allah
Ukhuwah islamiyah akan terlaksana jika orang-orang yang terlibat di dalamnya mampu membebaskan dirinya dari kepentingan dan keuntungan peribadi. Mereka berukhuwah atas dasar semata-mata karena Allah. Jika ukhuwah ini berlandaskan kerana Allah swt semata-mata., maka secara tidak langsung ia akan memberikan impak positif yang kewujudannya dapat dirasakan di kalangan masyarakat.
2. Harus Disertai Iman dan Takwa
Ukhuwah Islamiyah tidak mungkin akan terwujud kecuali seorang muslim memilih sahabat-sahabatnya yang mukmin dan mengambil sahabat-sahabtnya yang paling beriman dan bertakwa. Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara..." (AJ-Hujurat: 10)
"Teman-teman yang dekat pada hari itu sebahagiannya musuh bagi sebahagian yang lain, kecuali yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67)
Rasulullah juga bersabda:
"Abu Sa'id Al-Khudri mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, 'Janganlah kamu berkawan melainkan orang mukmin dan janganlah makan makananmu melainkan orang yang bertakwa'." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim, hadits shahih)
Jika ukhuwah islamiyah ini terdiri di kalangan orang-orang beriman dan bertakwa, maka ikatannya akan kukuh dan kuat, tidak mungkin dapat digoyahkan oleh apapun dan siapapun, walau badai fitnah dan angkara murka menggoncangnya.
3. Harus Iltizam (Komitmen) dan Komited dengan Manhaj Islam
Keiltizaman ukhuwah dengan manhaj Islam akan dapat diwujudkan jika dua orang atau pihak yang saling bersaudara berjanji setia untuk berhukum dengan hukum Allah swt. dan mengembalikan segala persoalan kepada petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam hadits yang menjelaskan tentang dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah. Keduanya berjanji berkumpul untuk berpegang teguh kepada syariat Allah dan berpisah dalam keadaan tetap mengamalkan syariat Allah.
Oleh karena itu, bila dua orang Sahabat Rasulullah SAW berjumpa, mereka tidak akan berpisah kecuali satu diantara mereka telah membaca surat Al-‘Ashr, kemudian saling mengucapkan salam. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya berjanji setia melaksanakan manhaj Islam dalam hidupnya. Mereka berjanji setia atas dasar iman dan amal soleh untuk saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran serta berjanji setia akan selalu menegakkan Islam serta beriltizam penuh dengan Al-Qur'an dan seluruh prinsip Al-Qur'an, baik keyakinan hatinya, ucapan lisan, dan amal fisiknya.
4. Tegak Berasaskan Nasihat kerana Allah
Seorang muslim harus menjadi cermin saudara muslim lainnya. Jika salah seorang muslim melihat saudaranya berbuat baik, ia memberi semangat agar terus meningkatkan amal kebaikannya. Akan tetapi, jika ia melihat saudaranya mengerjakan sesuatu yang kurang sempurna, ia akan menasihatinya dengan cara yang baik, yakni secara diam-diam dan mengesyorkan agar ia bertaubat kepada Allah supaya kembali ke petunjuk Dinul Haq. Dengan demikian, terjadilah tolong-menolong yang penuh keutamaan, dan jauh dari kenistaan.
Jelaslah bahwa salah satu konsekuensi iman adalah menjauhkan dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang terus-menerus dalam kekufuran serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Di pihak lain, Islam menempatkan ikatan ukhuwah islamiyah di atas semua ikatan, dan menempatkan persaudaraan aqidah Rabbaniyah berada di atas segala persaudaraan. Oleh karena itu, prinsip Islam yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah, "Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah bersaudara."
5. Setia dalam kesenangan dan kesusahan
Rasa kesetiaan dan tolong-menolong saat susah dan senang tidak akan terwujud jika dikalangan mereka tidak tumbuh rasa sependeritaan dan sepenanggungan. Oleh karena itu, jika Islam mewajibkan berbuat tolong-menolong sesama muslim, sudah tentu tolong-menolong tersebut berada dijalan Allah. Karena pada hakikatnya, dua orang yang bersaudara di jalan Allah telah mengikat janji setia untuk selalu berpegang dengan manhaj Islam, baik perkataan maupun perbuatannya. Mereka berjanji untuk melaksanakan Islam secara utuh dan teguh, tidak boleh melakukan penyimpangan sedikitpun dari garis-garis Islam. Allah berfirman:
"...Hendaklah kamu tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa" (Al-Maidah: 2)
Rasulullah juga bersabda:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri'." (HR. Bukhari Muslim dari Anas)
Orang-orang yang bersaudara karena Allah, mengutamakan pelaksanaan prinsip syariat dan iltizam yang penuh dengan sistem Islam. Ringkasnya, dalam usaha untuk membangun tegaknya ukhuwah islamiyah, persyaratan-persyaratan tersebut seharusnya dipenuhi. Apabila persyaratan itu terpenuhi, maka ukhuwah akan subur dan segar serta berkembang dalam jiwa Orang Islam. Ukhuwah tidak akan terpengaruh oleh badai dan taufan yang menimpanya. Ukhuwah akan menjadi kukuh seperti gunung, bersinar terang seperti mentari, dan selalu ceria seperti pagi yang cerah. Wassalam
0 comments:
Post a Comment